Perbedaan Perusahaan Direct Selling dengan Perusahaan Money Game
10 Perbedaan Perusahaan Direct Selling dengan Perusahaan Money Game
OJK secara rutin mengeluaran informasi mengenai nama-nama perusahaan yang termasuk ke dalam perusahaan investasi bodong. Hal ini dikarenakan banyaknya pengaduan dari masyarakat atas penipuan yang kerap dialami oleh mereka. Berkedok perusahaan investasi, masyarakat diminta menanamkan sejumlah uang dengan iming-iming jaminan hasil yang tinggi dan tanpa risiko. Padahal tidak ada investasi yang tidak berisiko. Sebut saja perusahaan QNET Penipuan, MMM Penipuan, Amway Penipuan.
Sebagai
masyarakat kita harus cerdas melihat mana perusahaan investasi yang aman dan
terpercaya. Di Indonesia sendiri istilah MLM (Multi Level Marketing) terdengar
menyeramkan dan kalau bisa dihindari saja. Padahal tidak ada yang salah dengan
bisnis MLM. Bisnis yang kini lebih ingin dipanggil bisnis direct selling, tidak
pernah sepi peminat. Sebut saja Oriflame, Tupperware, Amway Indonesia, K-Link
dan QNET Indonesia adalah deretan perusahaan direct selling yang sudah
menapakkan kakinya di Indonesia sejak puluhan tahun lalu. Namun tidak sedikit
perusahaan direct selling yang juga tumbang.
Permasalahannya
saat ini banyak perusahaan money game dan investasi bodong berkedok perusahaan
MLM/direct selling. Padahal perusahaan tersebut hanya mengumpulkan uang dari
masyarakat umum dan memainkannya dan berakhir dengan kemacetan pemberian bonus
sebab sistem yang dibangun sebenarnya sudah kollaps. Dilansir dari website APLI
(Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia) www.apli.or.id,
ada beberapa ciri yang wajib Anda ketahui untuk membedakan apakah perusahaan
tersebut perusahaan direct selling atau perusahaan money game, yaitu:
No
|
Ciri Perusahaan Direct Selling
|
Ciri Perusahaan Money Game
|
1
|
Berhasil meningkatkan penghasilan dan
kesejahteraan para anggotanya dari level atas sampai level bawah
|
Hanya menguntungkan bagi orang-orang yang pertama
atau lebih dulu bergabung sebagai anggota, atas kerugian yang mendaftar
belakang
|
2
|
Keuntungan/keberhasilan Mitra Usaha ditentukan
dari hasil kerja dalam bentuk penjualan/pembelian produk/jasa yang bernilai
dan berguna untuk konsumen
|
Keuntungan/keberhasilan anggota ditentukan dari
seberapa banyak yang bersangkutan merekrut orang lain yang menyetor sejumlah
uang sampai terbentuk satu format Piramida
|
3
|
Setiap orang hanya berhak menjadi Mitra Usaha
sebanyak SATU KALI saja.
|
Setiap orang boleh menjadi anggota berkali-kali
dalam satu waktu tertentu, menjadi anggota disebut dengan membeli KAVLING,
jadi satu orang boleh membeli beberapa kavling
|
4
|
Biaya pendaftaran menjadi anggota tidak terlalu
mahal, masuk akal dan imbalannya adalah Starter Kit yang senilai. Biaya
pendaftaran tidak dimaksudkan untuk memaksakan pembelian produk dan bukan untuk
mencari untung dari biaya pendaftaran
|
Jika seorang anggota lebih banyak merekrut orang
lain, maka barulah yang bersangkutan mendapatkan keuntungan, dengan kata lain
keuntungan didapat dengan merekrut lebih banyak anggota, bukan dengan
penjualan yang lebih banyak
|
5
|
Keuntungan yang didapat Mitra Usaha dihitung
berdasarkan hasil penjualan dari setiap anggota jaringannya.
|
Keuntungan yang didapat anggota dihitung
berdasarkan sistem rekruting sampai terbentuk format tertentu.
|
6
|
Setiap Mitra Usaha sangat tidak dianjurkan bahkan
dilarang menumpuk barang (Inventory Loading) karena di dalam jualan langsung
yang terpenting adalah produk yang dibeli bisa dipakai dan dirasakan
khasiat/kegunaannya oleh konsumen.
|
Setiap anggota dianjurkan untuk menjadi anggota
berkali-kali dimana setiap kali menjadi anggota harus membeli produk dengan
harga yang tidak masuk akal. Hal ini menyebabkan banyak sekali anggota yang
menimbun barang dan tidak dipakai.
|
7
|
Program pembinaan Mitra Usaha sangat diperlukan
agar didapat anggota yang berkualitas tinggi.
|
Tidak ada program pembinaan apapun juga, karena
yang diperlukan hanya merekrut saja.
|
8
|
Pelatihan produk menjadi hal yang sangat penting,
karena produk harus dijual sampai ke tangan konsumen.
|
Tidak ada pelatihan produk, sebab komoditas
hanyalah rekrut keanggotaan.
|
9
|
Setiap up line sangat berkepentingan dengan
meningkatnya kualitas dari para downlinenya, kesuksesan seorang Mitra Usaha
dapat terjadi jika downlinenya sukses. Keberhasilan upline ikut ditentukan
dari keberhasilan down line.
|
Para up line hanya mementingkan merekrut orang
baru saja. Apakah downline berhasil atau tidak, bukanlah merupakan perhatian
dari upline
|
10
|
Merupakan salah satu peluang berusaha yang baik
dimana setiap Mitra Usaha harus terus melakukan pembinaannya untuk
jaringannya. Tidak bisa hanya menunggu
|
Bukan merupakan suatu peluang usaha, karena yang
dilakukan lebih menyerupai untung-untungan, dimana yang perlu dilakukan
hanyalah membeli kavling dan selanjutnya hanyalah menunggu.
|
Contoh Perusahaan Direct Selling:
Oriflame, Tupperware, Amway
Indonesia, K-Link, QNET Indonesia, CNI Indonesia
Contoh Perusahaan Money Game:
Dream For Freedom (D4F), Koperasi
Pandawa, Koperasi Langit Biru, PT Gradasi Anak Negeri, Profindo2U, Bowo
Jenggot, MMM
Jadi, sebelum melakukan investasi sebaiknya
Anda mencari tahu terlebih dahulu mengenai seluk beluk perusahaan tersebut.
Salah satu hal yang bisa Anda lakukan adalah dengan mengecek perusahaan
tersebut apakah termasuk sebagai anggota APLI atau tidak. Sebab perusahaan yang
menjadi anggota APLI merupakan perusahaan yang telah terseleksi secara ketat
dan wajib memenuhi persyaratan serta ketentuan yang ketat dari pemerintah
maupun dari pihak APLI sendiri. Yuk berinvestasi, jangan sampai malah tertipu. Selamat
melakukan investasi!
Komentar
Posting Komentar